Menurut kamus istilah wormhole berarti: “A theoretical distortion of space-time in a region of theuniverse that would link one location or time with another, through a path that is shorter in distance or duration than would otherwise be expected.”Secara bebas dapat diterjemahkan:Dalam suatu ruang dan waktu di dalam semesta raya ini, ada suatu lubang penghubung yang dapat menghubungkan antara satu tempat dan waktu tertentu dengan ruang dan waktu yang lain dengan menggunakan jarak dan durasi yang lebih pendek dari pada yang bisa ditempuh secara normal (semacam teleportasi).
Kisah petualangan menembus waktu senantiasa menjadi fiksi besar dan selalu menarik untuk dibahas dan diperbincangkan. Berabad-abad lamanya para filosof dan ilmuwan berusaha mendefinisikan tentang waktu. Dan waktu itu sendiri sudah sejak lama menjadi subyek sentral bagi agama dan kebudayaan-kebudayaan dunia.
Waktu biasanya diklasifikasikan menjadi tiga bagian. Ada masa lalu, masa kini dan masa depan. Yang sering jadi pertanyaan besar adalah apakah kita bisa kembali ke masa lalu atau dapat melihat masa depan kita ? itu masih menjadi misteri. Misteri waktu.
Lubang Hitam (black hole) merupakan tempat di ruang angkasa yang menyedot segala sesuatu di dekatnya, cahaya dan radiasi tidak bisa memancar ke luar, sehingga gelap tak terlihat. Bitang yang berukuran 10 kali massa matahari bila runtuh akan menjadi lubang hitam yang sangat padat dengan radius 3 km. Menurut Stephen Hawking, lubang-lubang hitam sebesar ujung jarum tersebar di penjuru alam ini. Sedangkan di pusat-pusat galaksi ada lubang hitam super-masif berukuran sejuta massa matahari yang dengan dahsyat menyedot apa pun di sekitarnya. Teori ‘General Relativity’, Einstein mengharuskan adanya suatu tempat yang merupakan kebalikannya, dengan persamaan akar kuadrat negatif, yakni disebut Lubang Putih (white hole), dimana segala sesuatu dimuntahkan keluar. Lokasinya tidak di alam semesta yang kita diami ini tetapi di dalam kembarannya (paralel universe).
Dalam ilmu fisika, wormhole atau lubang cacing adalah suatu hipotesa topologi masa depan dari ruang waktu dimana esensinya adalah jalan pintas yang melewati ruang dan waktu. Sebuah lubang cacing setidaknya mempunyai dua “mulut” yang menghubungakan satu saluran. Jika “lubang cacing” ini bersifat traversable, maka
sesuatu dapat melakukan perjalanan dari satu mulut ke mulut lainnya melalui saluran ini. Meskipun sampai saat ini tidak ada bukti penelitian tentang “lubang cacing”, secara ilmu relatifitas umum ini bisa terjadi. Keberadaan wormhole dalam teori dimulai ketika Albert Einstein memperkenalkan
Teori Relativitas Umum. Einstein menunjukkan bahwa massa bisa membuat ruang (waktu) melengkung/terlipat, semakin besar massa, semakin melengkung ruang(waktu).
Tafsir lama bahwa ‘bouraq’ yang dinaiki rasulullah saw ketika Isra’ dan Mi’raj merupakan kendaraan berkecepatan cahaya, harus diralat, karena tidak akan cukup pulang pergi satu malam ke ujung langit dan sidratul muntaha. Harus ada teori lain. Barangkali teori lubang cacing merupakan terobosan yang memungkinkan manusia mencapai tujuan-tujuan maha jauh ke galaksi dan alam kembar tadi. Dengan waktu yang berhenti, ke manapun bisa sampai seketika melewati jalur retakan angkasa. Tafsir surat Al Mulk 67:3-4 di atas bisa diperkaya dengan pemahaman baru, yakni bahwa Allah bukan mengatakan langit indah diciptakan halus tanpa lubang dan retak, sebab ternyata lubang hitam putih dan lubang cacing bertaburan di sana. Tetapi Allah justru memberi isyarat bahwa di langit sengaja Dia ciptakan banyak retakan dan lubang, yang harus kita temukan, amati, dan teliti berulang-ulang hakikat dan manfaatnya. Wallahu a’lam.
Menurut Teori Minimalis waktu merupakan sekwen (urutan peristiwa). Memutar balikkan sekwen akan berakibat kacaunya sebuah informasi. Namun setiap informasi yang “terekam” dapat “diputar ulang pada waktu sesudah itu. Disamping memutar ulang sebuah informasi, dapat juga dilakukan editing (pemotongan dan penyusunan kembali sebuah informasi). Inilah yang dapat menyesatkan dan menganggap waktu dapat diputar balikkan.
Sebuah fungsi yang kontinue dapat diurai menjadi fungsi dasar (sinusoidal) sepanjang ditentukan nilai batasnya. Sebuah informasi yang kontinu dan terpotong dan memiliki nilai batas dapat diterima oleh akal sebagaimana fungsi kontinu tsb.
Ada berbagai pertanyaan mengenai definisi dan hal-hal yang berkaitan dengannya. Diantaranya adalah apakah masa lalu itu? Apakah masa depan hanya ilusi semata ataukah waktu itu adalah sebuah proyeksi dari sifat asimetri yang ada dalam diri kita. Kemudian pertanyaan yang menggelitik para ilmuwan fisika masa kini diantaranya adalah mungkinkah manusia dapat bergerak bolak-balik antara masa lalu dan masa depan ataukah hanya bisa meluncur ke masa depan?
Ilmuwan fisika generasi terakhir (generasi kuantum) menganggap bahwa tamasya tembus waktu sebagaimana dituangkan dalam film-film fiksi ilmiah sebagai sebuah ide serius –walaupun sampai saat ini belum dapat terwujud-. Sehingga topik-topik mengenai cara pembuatan mesin waktu dan hal-hal yang berkaitan dengannya menjadi sebuah fair game bagi para fisikawan teoritis.
Dan ketertarikan akan mimpi mewujudkan sebuah mesin waktu diwujudkan dalam bentuk berbagai teori. Percaya atau tidak berbagai teori tentang waktu dan upaya untuk mewujudkannya telah menembus halaman-halaman jurnal bergengsi sepertu Physical Review, dan juga menjadi pembahasan menarik di majalah New Scientist.
Sampai saat ini perjalanan menembus lorong waktu masih dianggap mustahil karena adanya perbedaan para ilmuwan tentang definisi waktu secara fisika. Isaac Newton hanya percaya bahwa waktu itu identik dengan sebatang anak panah; sekali dilepaskan maka ia akan melesat lurus ke depan dan selamanya tidak akan menyimpang dari garis itu. Satu detik di Bumi sama dengan satu detik di Mars. Jarum jam berdetak di seluruh alam semesta dengan laju yang sama.
Lain halnya dengan The Nature Boy alias Einstein si bocah alam. Einstein memberikan gambaran yang lebih radikal mengenai waktu. Menurutnya waktu lebih menyerupai sungai berliku-liku yang mengitari bintang-bintang dan galaksi (seperti meander). Kadang-kadang bergerak dan makin lama makin tegas. Hal ini serupa dengan waktu, seluruh waktu, masa lalu, saat ini dan masa depan. Saat yang telah lama silam aka kabur dan remang-remang demikian juga dengan masa depan yang masih jauh. Tetapi kemarin dan esok pagi akan nampak lebih terang dan tajam.
Ada beberapa hal yang saat ini masih membingungkan dan sulit dipecahkan dalam perjalanan tembus waktu ini. Jika seandainya ide tersebut dapat diwujudkan maka salah satu masalahnya adalah terjadinya paradoks-paradoks. Misalnya manusia tanpa orang tua atau orang tanpa masa lalu.
Paradoks akibat perubahan sejarah masa lalu dikhawatirkan akan mempengaruhi sejarah selanjutnya. Karena masa lalu adalah sejarah dan bila sejarah dirubah tentunya hal itu akan mempengaruhi masa berikutnya.
Selain itu jika misalnya di masa depan mesin waktu itu telah dapat diwujudkan, maka mengapa sampai saat ini tidak ada orang dari masa depan yang datang untuk memberitahukan pada ilmuwan masa kini mengenai cara membuat mesin waktu.
Ada berbagai teori yang ditawarkan oleh para ilmuwan untuk mengatasi paradoks tersebut. Igor Ivanov seorang fisikawan yang berkerja di Lebedev Institute Moskwa dan Nordic Institute for Theoritical Physic di Kopenhagen Denmark menawarkan solusinya berupa prinsip konsistensi diri. Inti prinsip ini adalah jika perjalanan melalui lorong waktu tersebut dimungkinkan, pasti tentunya terdapat hukum alam yang mencegah munculnya paradoks dan membiarkan perjalanan secara konsisten terjadi melalui lorong waktu.
Dalam peta jarak terdekat antara Pontianak-Bandung adalah ketika ditarik garis lurus antarkedua kota tersebut. Tapi dalam teori Lubang Cacing, jarak ini bisa semakin dekat. Caranya? Coba temukan kedua titik kota tersebut dengan melipat peta tersebut. Itulah jarak terdekat dan seperti inilah salah teori yang berkembang tentang Lubang Cacing.
Lorentzian wormholes terbagi dalam dua jenis:
1) Inter-universe wormholes, wormholes yang menghubungkan semesta kita dengan ’semesta’ yang lain. Ini adalah dugaan tentang adanya semesta paralel.
2) Intra-universe wormholes, wormhole yang menghubungkan dua daerah dalam semesta yang sama.
Lalu apakah kecepatan cahaya?
Kecepatan cahaya dalam sebuah vakum adalah 299.792.458 meter per detik (m/s) atau 1.079.252.848,8 kilometer per jam (km/h) atau 186.282.4 mil per detik (mil/s) atau 670.616.629,38 mil per jam (mil/h). Kecepatan cahaya ditandai dengan huruf c, yang berasal dari bahasa Latin celeritas yang berarti “kecepatan”, dan juga dikenal sebagai konstanta Einstein. Wiki
Berikut perhitungan kecepatan cahaya Versi Al-Quran
QS 32: As-Sajdah:5
Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya seribu tahun menurut perhitunganmu.
Orang Islam melakukan perhitungan waktu dengan hitungan bulan [moon]. Satu tahun menurut
perhitunganmu terdiri atas 12 bulan [month], dengan setiap bulan [month] menunjukkan satu kali revolusi
bulan [moon] terhadap bumi.
Selama ini kita menganggap kala revolusi bulan adalah 29.53 hari, yaitu waktu antara fase sinar matahari yang sama pada bulan. Padahal selang waktu itu dipengaruhi juga oleh bergeraknya bumi mengitari matahari. Kala revolusi bulan sendiri, yaitu waktu berputarnya bulan tepat 360 derajat mengelilingi bumi, adalah 27.321661 hari, atau 655.71986 jam. Kala rotasi bumi juga bukan 24 jam [yang juga dihitung berdasarkan fase sinar matahari], melainkan 23 jam 56 menit 4.0906 detik, atau 86164.0906 detik.
Sekarang, kalau “satu hari” bagi “Sang Urusan” itu sama dengan “seribu tahun” bagi “perhitungan bulan”, maka perbandingan kecepatan sang urusan dengan kecepatan bulan adalah 1000 kali 12, jadi 12000.
C t = 12000 L
C = kecepatan sang urusan
t = kala rotasi bumi = 86164.0906 detik
L = jarak yang ditempuh bulan dalam satu revolusi
Kalau kecepatan bulan kita notasikan dengan V,
maka :
V = 2 π R / T
R = jejari lintasan bulan terhadap bumi = 384264 km
T = kala revolusi bulan = 655.71986 jam
V = 3682.07 km/jam –> disetujui oleh NASA
Ada hal lain yang harus kita hitung. Menuruti Einstein, kita harus mengeliminasi faktor gravitasi matahari. Gravitasi matahari membuat bumi mengelilingi matahari dengan kala revolusi 365.25636 hari. Satu kali revolusi bulan, 27.321661 hari, telah membuat bumi berputar sebesar α = 27.321661/365.25636360 derajat = 26.92848
derajat. Putaran ini harus dieliminasi. Kecepatan bulan tanpa putaran terhadap matahari bukan lagi V, melainkan (V cos α).
L = V cos α T
Tapi :
C t = 12000 L
Maka :
C = 12000 V cos α T / t = 12000 3682.07 km/jam 0.89157 655.71986 jam / 86164.0906 detik = 299792.5 km/detik.
Untuk perbandingan :
1. Hasil hitung kita : C = 299792.5 km/detik
2. US National Bureau of Standards: C = 299792.4574 + 0.0011 km/detik
3. British National Physical Lab: C = 299792.4590 + 0.0008 km/detik
4. General Conf on Measures: 1 m = jarak cahaya selama 1/299792458 detik.
Percaya tidak percaya, bahwa media atau mediasi ini benar-benar ada.
Bahkan AlQuran sudah menjelaskan tentang hal ini seperti dalam surat QS 32: As-Sajdah:5 yang terurai di atas. Dan dalam surat Al-Isra ayat 1 :
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”
Akan tetapi teori lubang cacing ini menurut para ahli fisika memiliki banyak kelemahan. Ada dua kelemahan utama dari teori ini yang membuat teori ini sulit untuk dijadikan dasar dalam membuat sebuah lorong waktu. Yang pertama adalah energi. Diperlukan pasokan materi eksotik dengan energi negatif dalam jumlah yang sangat besar untuk mewujudkan sebuah lorong waktu. Sampai saat ini memang bisa didapatkan sumber energi negatif dengan Efek Casimir, tetapi energi yang dihasiljan masih amat sedikit. Cara lain yang digunakan untuk menghasilkan energi negatif adalah dengan memperlambat laju cahaya. Energi yang dihasilkan dari perlambatan cahaya tersebut disimpan dalam satu medium sampai jumlah energi mencukupi untuk membuat lubang waktu. Yang kedua adalah masalah stabilitas. Teori lubang cacing identik dengan teori lubang hitam berotasi. Menurut Michio Kaku guru besar fisika teoritis di City University of New York,
Teori lubang hitam berotasi ini memiliki kelemahan. Kelemahannya adalah ketika ada sesuatu yang melewati lubang itu maka kestabilan lubang itu akan hilang. Dan akan terjadi efek kuantum yang dapat menghancurkan lubang cacing itu bahkan sebelum ada orang atau mesin yang melewatinya.
Mengenai mesin waktunya, meskipun suatu saat misalnya mesin waktu dapat diwujudkan namun untuk dapat menggunakannya diperlukan pasokan materi eksotik yang memiliki energi negatif dalam jumlah yang luar biasa besar sebagai bahan bakarnya. Dan sampai saat ini belum diketemukan teknologi yang cukup signifikan dapat mengumpulkan energi negatif dalam kapasitas yang cukup, guna menjadi bahan bakar mesin waktu itu sendiri
Selain kendala-kendala fisika yang ditemui, masih ada kendala biologis yang masih membingungkan. Kendala biologis itu berupa kondisi fisik dan biologis si penjelajah waktu. Karena adanya kemungkinan tekanan yang tinggi dalam mesin waktu dan lubang waktu. Dalam keadaan yang seperti ini yang menjadi pertanyaan adalah apakah sang penjelajah waktu tersebut dapat keluar dari lubang waktu dan sampai ke tempat tujuannya dengan selamat?
Dengan berbagai kendala seperti yang telah disebutkan diatas, nampaknya mimpi untuk mewujudkan sebuah perjalanan menembus lorong waktu masih merupakan sebuah utopia yang baru dapat diwujudkan hanya dalam tataran film fiksi ilmiah belaka.
Artikel ini diambil dari berbagai sumber yang saya rangkum menjadi satu dan dari pemikiran saya sendiri berdasarkan teori dan ilmu yang sedikit saya punya. Untuk lebih pastinya silahkan saja googling sendiri jika dirasa kurang